FILOSOFI TERAS
FILOSOFI TERAS
Ketika
pandemi melanda, membaca buku mungkin salah satu aktivitas yang menarik untuk
dilakukan di rumah. Salah satu buku yang pernah saya baca adalah filosofi
teras.
Buku
ini memaparkan terkait sebuah filsafat yang mampu menemukan akar masalah dari
berbagai emosi negatif di kehidupan manusia. Nama dari filsafat tersebut adalah
stoisisme. Selain itu dalam buku ini juga dikenalkan sebuah istilah yaitu
dikotomi kendali.
Perihal
stoisisme, seseorang untuk dapat menerapkan ilmu ini ia harus menghadapi
berbagai situasi yang menyedihkan dan menyenangkan secara tenang dan bijak. Sedangkan
terkait dikotomi kendali, buku ini memaparkan kepada para pembaca agar dapat
membedakan hal-hal yang masih bisa dikendalikan dan yang sebaiknya dilepaskan.
Sebuah
buku yang menawarkan tentang penguatan mental, how to be parents, about die,
dan juga tentang bagaimana menghadapi problematika kehidupan.
Overthinking
yang kerap kali merasuk otak para pemuda, sebenarnya bisa saja semua hanya atas
pikiran-pikiran negative yang melekat. Atas semua tindakan, atas semua yang
kita pikirkan, sebenarnya kita bisa mengendalikan sampai batas yang baik.
Kecuali,
atas perlakuan orang lain atau atas omongan orang lain yang kerap kali
menjengkelkan, itu memang sudah di luar kendali kita masing-masing. If we can
to control, control what we can control.
Beberapa
kutipan memorable yang dimuat dalam buku filosofi teras sebagai berikut :
1. Fix the source of the problem. Perbaikilah
langsung dari sumber masalahnya, dalam hal ini, pikiran kita sendiri.
2. Hal-hal yang tidak di bawah kendali kita:
kekayaan, reputasi, Kesehatan, dan opini orang lain. Hal-hal yang dibawah
kendali kita: pikiran, opini, persepsi, dan tindakan kita sendiri.
3. Bukan stress yang membunuh kita, tetapi
reaksi kita terhadapnya. Karena sebenarnya masalahnya bukan stress itu sendiri,
tetapi pikiran dan persepsi kita.
4. Sesungguhnya balas dendam yang terbaik
adalah dengan tidak berubah menjadi seperti sang pelaku.
5. Manusia tidak memiliki kuasa untuk
memliki apapun yang dia mau, tetapi dia memiliki kuasa untuk tidak menginginkan
apa yang belum dia miliki, dan dengan gembira dapat memaksimalkan apa yang dia
terima.
Komentar
Posting Komentar